Saturday, February 12, 2005

Bismillah
~:: Shame-Modesty ::~

"Haya' before Allah prevents us from doing wrong.
If we lost it, not only we become corrupted, we also corrupt others." (Imam Hamza Yusuf)

If we lost haya', we'll commit ma'asiah without feeling guilty nor shame before Allah
We'll drag others to be with us
Committing wrongdoings
We'll no longer feeling guilty nor shame to inflict the same disease on others

A good servant of Allah
is a good friend to others
With his haya'
He will teach others to have the haya' too
He will spread goodness
Manifested via his haya' before Allah

~endangered species ->> haya'

Looking into myself, searching for a glimpse of haya'
Not before human beings
But before Allah Azzawajall

Looking into myself, for which one is dearer
Wrongdoings
or Obedience

Looking into myself, for which one is more beloved
Dunya
or Jannatul Firdaws

Looking into myself, searching for heroes
Artists and famous figures
or Rasulullah salallahu alayhi wa salam and sahabah radiallahu anhum ajmain

[ haya' is an endangered species nowadays. Do we still preserve it deep inside of our hearts?]

Tuesday, February 08, 2005

:: Reflections on Jan 17, 2005 ::

Bismillah ..
Apa yang dapat anda bayangkan bila berada di dalam situasi yang totally out of your control? Terpusing, terbalik, terhentak, di hujung nyawa?

Panik? kelam kabut? gelabah? resah? risau?sedih?blur?

Siapa yang kita ingat masa tu?
Mak? Ayah? Kawan? Tuhan?

Apa yang kita lakukan?
Menjerit? Pengsan? Tutup mata? Mengucap?


Kadang-kadang, sesuatu yang terjadi tanpa kita jangka akan melahirkan respons spontan. Bayangkan pada masa kecemasan dan nyawa-nyawa ikan tersebut kita panik sampai tak dapat nak fikir apa-apa. Meaning, lupa nak ambil kesempatan untuk mengucap di saat-saat genting, yang mungkin juga saat-saat akhir.

Kita dapat reflect hati kita terpaut lebih ke mana, tahap kesabaran yang kita ada bagai mana, dan bagaimana rasanya bila maut begitu hampir. Moga kita semua beroleh manfaat dari setiap apa yang terselit dari segala peristiwa, suka atau duka. Lebih tabah dan lebih bijak mempersiapkan diri, adil dalam memilih antara kasih Ilahi atau kasih duniawi, menentukan antara dua destinasi : jannah atau nar.